Dear MS Friend,
Bicara soal Firman dan nasehatNya, memang gampang-gampang sulit.
Gampang karena tidak berubah dan tetap sampai selamanya. Tapi sulit untuk memahami dan menerjemahkannya dalam hidup sehari-hari kita.
Seringkali, Firman gak secara langsung bisa diterapkan dengan saklek (gamblang dan apa adanya) seperti ada yang tertulis di Alkitab. Seringkali, Firman yang sama penerapannya berbeda, tergantung situasi dan kondisi.
Misalkan, seorang bisa dengan mudah meminta orang tua lain berlaku kasih terhadap anaknya yang menyimpang perilaku seksualnya atau menyandang disabilitas.
Tapi jika itu terjadi padanya, bisakah ia dengan mudah melakukan nasehatnya? Melakukan bukan karena kemakan omongan sendiri, tapi dengan tulus karena itulah yang semestinya?
Ini hanyalah contoh sederhana tentang Firman. Bukan berarti kita jadi banyak alasan, supaya tidak melakukan Firman. Tapi, supaya kita makin introspeksi dan minta tuntunanNya, agar tidak melenceng dari jalanNya.
MS