Peka

Written on 09/03/2021
Maria Shandi


Dear MS Friend,

Seberapa peka hati nurani kita saat sengaja atau tidak sengaja berbuat hal yang nyakitin Tuhan?

Apakah hati kita sangat terganggu, biasa aja, atau malah bangga?

Misalnya, ada seorang yang gak terbiasa berbohong. Saat berkata dusta, hatinya dag-dig-dug gak karuan. Takut kalau-kalau ketauan.

Mungkin sekali dua kali masih gugup. Tapi kalo sudah berulang kali dilakukan dan gak ketauan, bisa jadi omongan tidak jujur itu sangat lancar keluar dari bibirnya secara natural.

Kebiasaan buruk yang dibiarkan dan tidak segera dibereskan, lama-kelamaan akan menjadi “kerak” yang menutupi hati nurani kita.

Mungkin awalnya merasa bersalah. Tapi karena gak ketahuan, apalagi kalo itu soal hati, wah bisa lanjut terus entah sampai kapan.

Dalam Kitab Yoel Tuhan berfirman: “Berbaliklah kepadaKu dengan segenap hati, dengan berpuasa, menangis dan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu.”

Orang Israel merobek pakaian yang dipakainya sebagai bentuk duka dan penyesalan. Tapi, Tuhan bilang: Jangan hanya nampak di luar saja kamu berduka. Berdukalah dengan segenap keberadaanmu.

Mari kita “koyakkan hati” kita dan berbalik dari sifat-sifat buruk kita dengan serius dan konsisten.

MS