Status Quo

Written on 08/31/2021
Maria Shandi


Dear MS Friend,

Dari renungan kemarin mungkin ada yang berkata: “Tapi, seringnya hal-hal terjadi sesuai prediksi aku. Jadi daripada sakit hati atau kecewa, aku lebih baik diam saja”

Hal ini normal. Apalagi kalo kita ngadepin orang atau situasi yang sama selama bertahun-tahun.

Tentu kita jadi hapal dan memilih untuk diam daripada sakit hati atau kecewa. Dan buruknya, sikap itu kita bawa kemana-mana dan kita pakai untuk semua situasi yang kita temui.

Padahal gak semua hal di dunia ini sama dengan orang dan situasi yang kita hadapi selama ini.

Karena hidup itu progresif atau bergerak maju. Entah itu soal karir, keluarga, lingkungan, maupun sifat dan karakter, itu semua bisa menjadi semakin baik.

Tinggal bagaimana kita menyikapi dan membawa diri kita.

Tentu lebih mudah bagi kita “bertahan” di situasi dan kondisi yang ada. Karena berubah baik itu perlu usaha, niat, dan komitmen.

Bahkan, jika belum keliatan hasilnya, bisa jadi kita diolok dan diejek oleh lingkungan.

Tapi, bagiku lebih baik kita gugur dalam usaha, daripada terjebak dalam “status quo” (suatu kondisi statis dimana gak ada perubahan, penambahan, atau perbaikan) selamanya. 

MS