Dear MS Friend,
Pernah gak merasa malu mengakui kalo kita orang Kristen?
Mungkin kita berada di lingkungan yang mayoritas beda agama atau tongkrongan isinya anak-anak hits yang Atheis praktis (beragama di KTP, tapi gak nampak di laku sehari-hari).
Sehingga seringkali obrolan dan cara pandangnya begitu berbeda dengan kita.
Saat kaya gitu, masihkah kita mempertahankan iman percaya kita? Atau kita milih untuk kompromi atau bahkan meninggalkan kepercayaan kita?
Suatu kali Tuhan berkata: “Apalah gunanya seseorang memiliki seisi dunia, tapi kehilangan nyawanya? Dan apa yang bisa ia beri sebagai ganti nyawanya itu (di kekekalan nanti)?”
Selanjutnya Tuhan juga bilang: “Kalo kamu malu mengakuiKu dan FirmanKu sekarang di dunia yang jahat ini, maka Aku pun akan malu mengakuimu saat Aku datang kedua kali nanti.”
Hidup penuh pilihan dan setiap pilihan ada konsekuensinya.
Masihkah kita fokus kepada hal-hal sementara dan mengabaikan perkara kekekalan?
MS