RencanaNya VS rencanaku

Written on 07/02/2021
Maria Shandi


Dear MS Friend,

Beberapa waktu ini kepikiran soal kalimat yang diucapkan oleh salah satu mentorku: Kita sering berkata ingin melibatkan Tuhan dalam rencana-rencana kita. Tapi pernahkah kita meminta untuk dilibatkan dalam rencanaNya?

Dua hal ini seperti mirip, tapi sebenarnya berbeda.

Saat kita “melibatkan Tuhan” dalam rencana kita, fokusnya adalah diri kita. Karena kita berangkat dari cita-cita, keinginan, dan rencana yang kita bikin untuk diri kita sendiri.

Lalu, sebagai bumbunya, kita “libatkan” Tuhan supaya terdengar sah dan resmi.

Tapi, jadi berbeda kalo kita “minta dilibatkan” dalam rencanaNya. Artinya, yang punya agenda itu Dia. Yang jadi pusatnya adalah Tuhan itu sendiri.

Mengapa kita berjuang hari ini? Apakah supaya sekedar bisa memenuhi kebutuhan harian agar bisa hidup satu hari lagi di bumi ini?

Jika demikian, apa bedanya kita dengan orang di luar sana? Mereka memusingkan diri dengan perkara-perkara tubuh dan hal-hal yang bisa lenyap kapan saja.

Tapi kita, kalo memang kita serius denganNya, baiklah kita memikirkan perkaraNya.

Mulai tanya, apa sih yang Engkau inginkan dariku, Tuhan? Gimana caranya supaya aku bisa berguna bagiMu? Dan jika Engkau berkenan, bisakah aku dilibatkan dalam rencanaMu?

MS