Soal yang Baru

Written on 03/19/2021
Maria Shandi


Dear MS Friend,

Dalam suratNya kepada jemaat di Efesus, Paulus kasih wejangan soal gimana kita mesti bersikap sebagai “manusia baru” .

Manusia baru bukan berarti punya baju baru, punya status baru, nasib baru, atau hal baru lainnya secara lahiriah.

Manusia baru bicara soal manusia batiniah kita yang diperbaharui seiring dengan pengenalan kita sama Tuhan.

Pas kita belum kenal Tuhan secara pribadi kita terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan duniawi.

Mungkin kita gak melanggar norma agama, hukum masyarakat, atau nilai-nilai luhur keluarga kita.

Tapi kita terbiasa ngutamain diri sendiri, emosian, egois, menomorduakan Tuhan, atau mungkin gak mempertimbangkan perasaan Tuhan dalam keputusan hidup kita.

Nah, hal-hal kaya gini yang mesti terus diperbaiki dan diperbaharui sampai kita benar-benar jadi manusia yang baru dan berkenan di hadapan Tuhan.

Dan itu pun gak langsung bisa. Perlu proses dan latihan lewat segala peristiwa yang diijinkan terjadi dalam hidup kita.

Terutama, yang tidak menyenangkan, yang mengusik kenyamanan tubuh, atau bahkan menyakitkan hati kita.

Bukan supaya kita menderita, tapi supaya kita dibiasakan peka terhadap mauNya.

MS