Dear MS Friend,
Pernah dengar ultra-processed food atau makanan ultra-proses?
Kita pasti gak asing sama makanan olahan, yaitu, bahan mentah yang diolah jadi bentuk makanan lain yang lebih menarik dan “enak” di lidah.
Nah, makanan olahan yang melalui proses yang lebih panjang dan riweh, dikategorikan sebagai ultra-processed food atau makanan ultra-proses.
Contohnya, sayur beku atau rebus, itu makanan olahan. Tapi, kalo sayur tersebut dimasak, ditambahin pewarna makanan, penyedap rasa, bahan pengawet, dijadiin makanan kaleng, dan sebagainya, nah itu udah masuk kategori makanan ultra-proses.
Terus, ada apa dengan makanan ultra-proses ini?
Di salah hasil penelitian BMJ, diketahui kalo orang yang lebih banyak dan sering makan makanan ultra-proses akan beresiko lebih tinggi untuk kena kanker.
Peneliti menganalisa laporan asupan nutrisi selama 24 jam dari 105.000 orang dewasa dalam grup NutriNet-Sante, suatu kelompok populasi umum di Perancis.
Dari data tersebut, ditemukan bahwa dengan 10% kenaikan konsumsi produk ultra-proses, maka ada kenaikan resiko terkena kanker lebih dari 10%.
Secara logika, ini masuk akal. Karena semakin panjang proses olahan suatu bahan makanan, makin hilang gizi dan nutrisi dari bahan makanan itu.
Belum lagi kalo ditambahkan bahan-bahan kimia seperti penyedap rasa, pewarna makanan, gula buatan, bahan pengawet dan sejenisnya.
Boro-boro bergizi, yang ada malah makin numpuk penyakit.
Pada akhirnya, kita mungkin gak bisa lepas sama sekali dari makanan olahan.
Tapi, mari makin bijak dalam memilih dan memilah asupan nutrisi kita.
Supaya kita tetap bisa beraktivitas dengan optimal.
Gimana dengan menu makanannya hari-hari ini?
MS
Sumber: CNN Health
Foto: Kompas.com