Dear MS Friend,
Perbaikan diri kita seringkali dikatakan sebagai suatu proses.
Dan karena ini sebuah "proses" kita gak bisa berharap langsung bisa hidup benar seperti mauNya 100%.
Makanya, masih ada jatuh bangun.
Tapi, jangan juga jadikan "proses", buat alasan kita gak maju-maju.
Karena kalo ada proses, maka harusnya ada progres (kemajuan).
Contoh ini bisa kita lihat dari salah satu pesan Paulus ke jemaat di Efesus.
Dia bilang: orang yang mencuri, baiknya gak mencuri lagi, tapi kerja keras dan baik dengan tangannya sendiri, supaya ia bisa membagikan ke mereka yang berkekurangan.
Di sini ada proses dan progres.
Pertama, orang mencuri berarti dia hidup gak bener, merugikan orang lain untuk kepentingannya. Jelas gak sesuai dengan ajaran Tuhan dan norma masyarakat.
Lalu, dia berubah dengan kerja sendiri memenuhi kebutuhannya. Artinya, dia tobat dan berusaha untuk mencari nafkah tanpa merugikan orang lain. Ini kemajuan baik.
Dan bukan hanya itu, ia juga belajar memberi dan membantu orang yang kesusahan. Di sini ia gak hanya bermanfaat buat dirinya sendiri tapi juga buat orang lain. Kemajuan yang lebih baik lagi.
Nah, seharusnya gitu juga hidup kita di hadapanNya.
Proses kita, gak hanya berubah dari kelakuan buruk ke baik, tapi sampai di titik di mana kita bermanfaat buat lingkungan kita, seperti dikehendaki Tuhan.
Apa kabar proses dan progres perbaikan karakternya?
MS