Metamorfosis Karakter

Written on 06/17/2020
Maria Shandi


Dear MS Friend,

Tau proses terbentuknya kupu-kupu?

Sebelum jadi makhluk cantik bersayap indah, kupu-kupu berwujud ulat buruk rupa yang dihindari orang.

Hampir gak pernah denger orang bilang: “Ya ampun, indah sekali ya ulatnya. Jadi pengen pelihara deh”.

Kalo ada yang kaya gini, salut deh. Soalnya kita aja geli ngeliatnya.

Tapi, setelah “bertapa” dalam kepompong, barulah dia berubah jadi kupu-kupu yang indah itu.

Tapi tau ga, apa yang terjadi dalam pertapaannya itu?

Ternyata si ulat “memecah” tubuhnya supaya bisa jadi tubuh baru.

Dalam kepompong ulat mencerna dirinya sendiri dan mengeluarkan enzim yang biasa dipakai untuk mencerna makanan.

Kebayang gak sih, proses pencernaan makanan yang terjadi di organ dalam kita, sekarang dilakukan ke tubuh luar kita?

Tubuh si ulat jadi kaya es krim yang kena panas dan mencair.

Tapi ini ada tujuannya. Sel-sel lama akan dicerna dan kumpulan sel superior (disebut juga lempengan imajinal / imaginal discs) yang bertahan dalam proses pencernaan ini, nantinya akan jadi organ dewasa kupu-kupu.

Setelah melewati proses yang “horor” dan makan waktu berminggu hingga berbulan-bulan ini, akhirnya terbentuklah makhluk indah bersayap itu.

Nah, Firman yang ingatin kita untuk gak jadi seperti dunia ini tapi “berubah” dalam pembaharuan budi kita, dalam bahasa aslinya, menggunakan kata “metamorfosis” untuk kata berubah.

Artinya, proses perubahan kita untuk jadi orang yang nyenengin Tuhan bukan proses mudah. Seringkali “horor”, karena kita diijinkan buat ngalamin hal yang gak hanya nyakitin batin tapi mungkin fisik juga.

Tapi, kalo kita ngerti tujuan akhirnya, yaitu, punya karakter mulia seperti Junjungan kita, maka kita akan bertahan meski berat.

Ingatlah, semua hal terjadi dalam kontrolNya dan apa yang kita alami gak melebihi kekuatan kita sebagai manusia.

Siap ngalamin “metamorfosis” karakter?

MS