Jodoh (bagian 2)

Written on 06/04/2019
Maria Shandi


Salah satu pasangan favorit yang menjadi teladan dalam hidup saya adalah daddy dan mama. Walaupun mereka bukanlah pasangan yang sempurna, tapi mereka selalu berusaha untuk mempertahankan komitmen cintanya seberat apapun badai yang mereka hadapi. Selalu menjadi pemandangan yang indah ketika setiap pagi, daddy memberikan pelukan hangat untuk mama. Ketika setiap minggu, daddy dan mama mempunyai waktu pacaran khusus hanya berdua saja. Ketika di kamar mereka selalu ada bunga hidup yang daddy sediakan khusus untuk mama. Di mata saya, hal-hal sederhana yang mereka lakukan telah meninggalkan jejak langkah yang baik untuk saya ikuti.

Pengalaman ini mengajarkan saya, betapa indahnya sebuah pernikahan jika kita bertemu dengan pasangan hidup yang tepat. Pertimbangan inilah yang membuat saya untuk menunda memiliki pasangan hidup karena saya belum menemukan orang yang tepat. Walaupun banyak yang bertanya mengapa saya belum pernah pacaran hingga saat ini, bahkan tidak sedikit yang menganggapnya sebagai suatu kejanggalan. Saya mengerti bahwa pengaruh media, sosial, kebudayaan dan sebagainya sangat berperan dalam membentuk anggapan seperti itu, walaupun di sisi lain saya pribadi sangat menikmati masa muda saya. Ini adalah kesempatan emas untuk saya menjadi produktif dan memaksimalkan potensi saya serta menikmati waktu yang berlimpah untuk merajut hubungan dengan Tuhan, keluarga dan sahabat saya. Kesempatan emas ini tidak akan pernah kembali dan ketika nanti saya bertemu dengan pasangan hidup yang tepat, saya bersyukur bahwa saya sudah menggunakan waktu emas saya dengan maksimal.

Pacaran bukanlah media untuk kita bersenang-senang melainkan untuk memilih teman hidup. Jangan menikah karena kewajiban atau kebanggaan sebab prinsipnya menikah atau tidak menikah adalah untuk kepentingan Tuhan. Temukanlah Tuhan sebelum kita menemukan pasangan hidup karena melalui bimbinganNya kita akan menemukan pasangan hidup yang tepat. Ketika setiap hari kita memiliki persekutuan pribadi minimal tiga puluh menit dan belajar kebenaranNya melalui buku rohani, CD khotbah, pendalaman Alkitab, kita akan menemukan Tuhan dan pribadiNya. Ini adalah modal utama sebelum kita bertemu pasangan hidup yang tepat. Oleh sebab itu, waktu pacaran ideal adalah ketika umur kita sudah matang atau dewasa, setelah kita menemukan Tuhan dan kehendakNya.

Sebelum berpacaran, idealnya, seseorang sudah dewasa mental dan ekonomi. Seseorang yang dewasa mental akan bersikap bijaksana dalam pikiran, perkataan dan tindakannya. Dia memiliki hubungan yang harmonis dengan keluarganya serta berada dalam komunitas yang baik karena kualitas keluarga dan komunitas akan sangat mempengaruhi kualitas karakter seseorang. Dewasa ekonomi bukan berarti harus memiliki harta yang berlimpah, namun bagaimana seseorang memiliki tanggung jawab dan daya juang yang tinggi untuk menjadi maksimal pada bidangnya. Tak bisa dipungkiri, orang tua yang dewasa biasanya memiliki kepekaan untuk melihat jodoh yang tepat bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu, sebelum berpacaran, pastikan kita membawanya terlebih dahulu kepada orang tua kita untuk memastikan bahwa pasangan hidup kita kelak akan menjadi hadiah yang terbaik bagi mereka.

Yang terpenting dari segalanya adalah pastikan pasangan hidup kita sudah dewasa rohani. Karena ketika seseorang dewasa rohani, dia pasti dewasa umur, mental dan ekonomi. Oleh sebab itu, mutlak hukumnya untuk tidak kompromi memilih pasangan hidup di luar iman kita. Jangan menukar Tuhan Yesus dengan kesenangan sementara di dunia ini. Lebih baik tidak menikah daripada menikah dengan orang yang salah. Ketika kita dan pasangan hidup sudah menemukan Tuhan, kita pun akan berpacaran secara dewasa. Kita akan menjaga kesucian dan kekudusan karena takut akan Tuhan serta tidak ingin mendukakan hatiNya.

Menyadari hal ini, saya menjadi lebih menghargai keputusan orang-orang di sekitar saya yang menunda berpacaran atau menikah karena belum menemukan pasangan hidup yang tepat. Saya menyadari bahwa hidup bukan hanya untuk menikah semata, tapi hanyalah untuk menghidupi kehendak Tuhan. Kita semua memiliki waktu yang berbeda untuk bertemu dengan orang yang tepat. Ketika kita melakukan bagian kita dengan maksimal, Tuhan yang akan membawa kita untuk bertemu dengan orang yang tepat di waktu yang tepat. Percayalah, semua akan indah pada waktuNya.