Dear MS Friend,
Dalam salah satu kotbahNya di bukit, Tuhan beri perumpamaan soal selumbar dan balok.
Ini soal orang munafik yang menawarkan untuk mengeluarkan selumbar (serpihan kayu/ debu/ partikel kecil) dari mata saudaranya, padahal ada sebongkah balok di matanya.
Perumpamaan ini setara juga dengan peribahasa: “Semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak”
Yang artinya, seringkali orang lebih mudah untuk melihat kesalahan orang dan menghakimi, sementara kesalahannya sendiri tidak disadari.
Setiap kita gak luput dari salah. Walaupun kita sudah berusaha untuk menjaga diri dan hati-hati, manusia pasti ada lengahnya.
Tapi, sebelum kita mengoreksi sesama, mari selalu koreksi diri sendiri. Supaya jangan kita kena malu.
Gak ada salahnya saling mengingatkan, apalagi jika memang bertentangan dengan Firman dan ada dorongan dari Tuhan untuk menegur.
Tapi janganlah menghakimi, karena penghakiman itu milik Tuhan saja.
Gimana kita tau kita mengingatkan atau menghakimi? Yaitu dengan selalu uji motivasi kita di hadapan Tuhan. Akan terasa, kok. Apakah kita menegur untuk kepentingan Tuhan atau kepuasan diri sendiri.
MS