Dear MS Friend,
Saat dilanda kesusahan atau saat hal berjalan tidak sesuai yang direncanakan, kebanyakan orang merasa panik.
Ada yang langsung pusing, kesal, marah atau malah depresi.
Walau pun sehari-harinya merenungkan Firman atau bahkan punya ayat favorit soal “Jangan kuatir, karena burung di udara pun Tuhan pelihara”, tapi pas ngadepin langsung, belum tentu bisa praktek sesuai renungan itu.
Tapi, meski pun sulit bukan berarti gak bisa dilakukan. Mungkin perlu lebih banyak latihan dan ujian.
Kita bisa bertambah cerdas kalo baca buku pengetahuan. Pengetahuan itu makin “nempel”, karena kita praktek sendiri.
Contohnya, seseorang tau dan punya teori soal gimana masak sayur asem. Tapi saat percobaan pertamanya, dia gak langsung bisa.
Mungkin kurang asin, kurang sedap dan lain sebagainya.
Tapi setelah beberapa kali percobaan, dia bisa makin enak masaknya. Kalo ia belajar dari kegagalannya dan memperbaiki di percobaan berikut-berikutnya.
Sama soal cara menyikapi hal yang buruk dalam hidup kita.
Kita bisa aja meratapi dan menangisi tanpa henti atau bahkan menyalahkan sekitar. Tapi, kita juga bisa jadiin itu pengalaman berharga dan kesempatan bagi kita untuk benerin diri.
Pilihannya ada di tangan kita. Kalo kamu pilih mana?
MS