Material Bangunan Hidup

Written on 07/30/2020
Maria Shandi


 

Dear MS Friend,

Pernahkah kamu lihat suatu bangunan atau gedung tinggi menjulang?

Bangunan-bangunan mega dan kokoh itu didesain sebegitu rupa untuk bisa tahan kalo ada gempa dan angin kencang.

Tapi, supaya bisa sekokoh itu, ahli bangunan mesti merencanakan dengan teliti, mulai dari fondasi, bahan yang dipakai, dan perhitungan detail lainnya.

Bangunan yang baik mesti punya dasar bangunan atau fondasi yang kuat dan didesain dengan seksama.

Tanpa fondasi yang baik, jika ada gempa atau angin kencang, bangunan bisa roboh dan patah.

Tapi selain itu, bahan atau material bangunan juga ikut nentuin seberapa kuat bangunan bertahan.

Bangunan berbahan beton pasti lebih cocok dibikin bangunan tinggi ketimbang kayu, apalagi jerami. Karena secara tekstur lebih kuat untuk menahan daya dan gaya dari luar.

Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus menggunakan perumpamaan ini untuk menjelaskan soal iman percaya kepada Tuhan.

Dasar atau fondasi hidup kita hanya Tuhan saja. Tanpa Dia, kita pasti hilang arah dan tujuan.

Tapi, harga suatu bangunan juga ditentukan dari apa yang dibangun di atasnya.

Material atau bahan bangunan ini, maksudnya adalah sikap hidup, pikiran, perbuatan, perkataan, kelakuan kita selama kita di bumi ini.

Entah, kita taat, setengah taat setengah enggak, atau enggak taat sama sekali, suatu saat itu akan diuji dengan “api”.

Kalo bangunan dibangun dengan jerami dan kayu, gak akan bertahan dalam api. Tapi, kalo dibangun dengan emas pertama, malah akan makin bersinar dan indah ketika keluar dari api.

Mari kita renungkan “material” apa yang kita pilih dibangun di atas fondasi hidup kita? Apa material mulia yang berkenan padaNya atau material fana untuk muasin diri kita sendiri aja?

MS